Selasa, 16 September 2014

belajar pesawat


Prinsip Kerja Sistem Pesawat
Ø Prinsip kerja Gas Turbine Engine
(GTE):
Udara masuk melalui air intake,
kemudian udara dikompresi oleh compressor,
compressor ada 2 bagian, yaitu: low pressure
compressor, dan high pressure compressor, dan
ada 2 tipe dari compressor, yaitu: centrifugal dan
axial compressor. Di bagian compressor tekanan
dinaikkan sebesar-besarnya dan kecepatan
diturunkan selambat-lambatnya. Setelah udara
dikompresi kemudian udara tersebut diarahkan
menuju combustion chamber untuk selanjutnya
dicampur dengan bahan bakar kemudian
dilakukan pembakaran. Di combustion chamber
dapat dilakukan pembakaran karena ada 3
faktor, yaitu: udara, bahan bakar, dan percikan
api yang dihasilkan oleh spark plug. Ada 3 tipe
combustion chamber: can, annular, can annular.
Setelah campuran udara dan bahan bakar
dibakar maka akan menghasilkan gas panas.
Gas panas yang dihasilkan tersebut diarahkan ke
turbine. Ada 3 tipe turbine: impulse, reaksi dan
impulse-reaksi. Turbine berfungsi untuk
mengubah energi panas menjadi energi gerak
(mekanik). Setelah melewati turbine, gas panas
diarahkan ke exhaust dimana kecepatan akan
dinaikkan setinggi-tingginya dan tekanan akan
diturunkan serendah-rendahnya. Oleh karena itu
exhaust pun akan menghasilkan gaya dorong
(thrust).
Ø Prinsip Kerja Fuel System
Fuel yang tersimpan pada tanki selanjutnya
akan dipompa oleh booster pump. Kemudian
disaring pada fuel filter agar tidak ada kotoran
yang masuk ke system. Setelah melewati filter,
fuel akan mengalir ke heater oil to fuel (fuel heat
exchanger) yang mana berfungsi untuk
memanaskan fuel. Selanjutnya fuel dipompa
kembali oleh fuel pump ke fuel control unit
(FCU). Setelah fuel diatur di FCU, fuel akan
diarahkan ke high pressure shut off valve yang
kemudian fuel dikeluarkan melalui fuel nozzle
dalam bentuk kabut agar mempermudah proses
pembakaran.
Ø Prinsip Kerja Hydraulic System
Fluida hydraulic ditampung didalam tanki
yang disebut reservoir. Fluida tersebut kemudian
diarahkan ke system dan melewati valve yang
dinamakan check valve yang berfungsi untuk
mencegah fuel kembali ke tanki. Fluida akan
dipompa oleh power pump atau hand pump yang
diarahkan ke pressure regulator yang berfungsi
untuk mengatur tekanan fluida yang masuk ke
system. Kemudian fluida diarahkan ke pressure
relief valve yang berfungsi untuk membatasi
tekanan yang masuk ke dalam system.
Selanjutnya fluida diarahkan ke selector valve
yang berfungsi untuk mengatur fluida pada
keadaan open/close. Setelah itu fluida diarahkan
ke actuator yang berfungsi untuk menggerakkan
Flight Control surface, flap, slat, Landing Gear,
dan device lainnya. Setelah melewati actuator
fluida dapat kembali melalui saluran balik
menuju reservoir.
Ø Prinsip Kerja Oil System
Oil disimpan didalam tanki yang bernama
reservoir, kemudian dipompa oleh oil pump dan
kemudian disaring oleh filter. Setelah itu oil akan
melumasi semua bearing yang ada pada engine.
Selain melumasi bearing, oil juga akan menuju
oil heat exchanger. Setelah oil melumasi bearing
yang ada pada engine, oil tersebut akan kembali
melalui saluran balik yang dipompa oleh pompa
saluran balik yaitu scavange pump dan oil
tersebut didinginkan kembali oleh oil cooler.
Setelah didinginkan oil kembali lagi ke tanki.
Ø Prinsip Kerja Pneumatic System
Secara umum, prinsip kerja pneumatic
system sama dengan prinsip kerja hydraulic
system. Sumber udara bertekanan dapat diambil
dari compressor, kemudian udara diatur oleh
pressure regulator agar tekanan sesuai dengan
yang dibutuhkan. Udara bertekanan dari
compressor masih mengandung molekul-molekul
air, untuk itu udara harus dipisahkan dari air
dengan menggunakan water separator.
Kemudian udara diarahkan menuju check valve
agar tidak terjadinya arus balik. Kemudian udara
disaring oleh filter agar terbebas dari FOD.
Setelah itu udara diarahkan pressure relief valve
untuk membuang tekanan yang berlebih yang
masuk ke system. Kemudian udara akan menuju
ke selector valve untuk memilih keadaan open/
close, yang selanjutnya udara akan menuju
actuator, dan actuator tersebut akan
menggerakkan Flight Control surface, flap, dan
device lainnya sesuai kebutuhan.
Ø Prinsip Kerja Electrical System
Secara umum, gas turbine pada pesawat
mampu memutar turbine lalu menghasilkan
thrust. Turbine yang berputar akan
menggerakkan generator dan menjadi sumber
listrik yang utama pada pesawat terbang.
Pesawat terbang memiliki generator lebih dari
satu, 3 phase. Generator pada engine
menghasilkan listrik dari putaran engine listrik
yang dibutuhkan pesawat sebesar 115 VAC
dengan frequensi 400 Hz yang dihasilkan dari
generator, namun karena RPM engine yang
memutar generator tidak selalu stabil maka
dipasanglah sebuah alat yang bernama CSD
(Constan Speed Drive) dimana alat itu berfungsi
untuk mengendalikan putaran generator agar
selalu constan.
Selain memiliki generator pada setiap
enginenya , pesawat terbang memiliki generator
cadangan pada ekor pesawat untuk
menganstisipasi engine mati (Engine Failure)
yang bernama APU (Auxiliary Power Unit).
Sedangkan sumber listrik DC pada pesawat
terbang terdiri atas TRU (Transformer Rectifier
Unit) dan baterai. TRU (Transformer Rectifier
Unit) dimana didalamnya terdapat 2 bagian yaitu
transformator dan rectifier. Fungsi dari keduanya
adalah transformator berfungsi untuk
menurunkan tegangan dari 115 VAC menjadi 28
VAC. Sedangkan fungsi rectifier untuk mengubah
tegangan 28 VAC menjadi 28 VDC. Baterai yang
terdapat di pesawat berfungsi untuk
menghasilkan listrik DC dengan tegangan
sebesar 28 VDC. Baterai yang dipakai adalah tipe
nikel cadmium (Nicd) sehingga dapat diisi ulang
(Rechargeable). Saat baterai tidak digunakan,
baterai akan di charge oleh baterai charger yang
terpasang. Dalam pemakaianya, baterai pesawat
dipakai dalam beberapa keadaan yaitu sebagai
sumber eksitasi untuk starting APU dan saat
kondisi darurat sebagai sumber listrik DC.
Sistem Distribusi
Untuk distribusi listrik, pesawat memakai sistem
bus yang menghubungkan antara sumber listrik
dengan beban.
1.AC transfer bus (XFR) terdiri atas transfer
bus 1 dan transfer bus 2. Dalam kondisi
normal, transfer bus 1 terhubung dengan
generator 1 dan transfer bus 2 terhubung
dengan generator 2 sedangkan dalam
kondisi darurat. Misal generator 1 tidak
berfungsi maka transfer bus 1 dapat
terhubung dengan APU atau terhubung
dengan generator 2 melalui transfer bus 2.
2.AC main bus, terdiri dari AC main bus 1 dan
AC main bus 2.
3.Galley bus untuk, keperluan listrik di galley
pesawat. Jumlah bergantung pada jumlah
galley yang terpasang di pesawat.
4.28 VDC baterai bus, bus yang terhubung
dengan transformer dalam kondisi normal,
dan baterai dalam kondisi alternatif.
5.Standby (STBY) bus, standby bus adalah
bus yang tetap akan mempunyai sumber
listrik dalam keadaan darurat. 115 VAC
STBY memperoleh sumber listrik dari
static inverter sedangkan 28 VDC STBY
memperoleh listrik dari baterai.
Beban Load
Beban dipesawat terhubung dengan sistem
distribusi listrik yang diperlukan, dan juga
peranannya, beban bisa terhubung pada bus
yang berbeda-beda. Untuk sistem pesawat yang
tetap harus berfungsi dalam keadaan darurat,
akan tersambung dengan standby bus.
Sedangkan dengan standby bus pesawat akan
terhubung dengan AC main bus.
fb: ari_bagiyo@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar